Senin, 06 Juli 2009

hera


3.Hera

Hera (bahasa Yunani: Ἥρα atau Ἥρη) dikenal sebagai istri dan saudara perempuan dari Zeus. Hera adalah dewi pernikahan. Ia digambarkan sebagai dewi yang penuh keagungan dan penuh hikmat. Sering ditahtakan dan dimahkotai dengan polos (mahkota berbentuk silinder tinggi), yang hanya dikenakan oleh beberapa dewi-dewi besar.

Anak-anak Hera

Keturunan Hera dengan Zeus antara lain, Ares, Hebe (dewi kaum muda), Eris (dewi perselisihan), dan Eileithyia (dewi kelahiran). Karena Hera cemburu dengan Zeus yang melahirkan anak dengan Athena, maka Hera juga melahirkan anak dengan Hephaestus. Sedangkan versi lain mengatakan bahwa Hephaestus adalah anak dari Hera dan Zeus, dan karena Hera dan Zeus merasa jijik dengan Hephaestus yang buruk rupa, maka ia dibuang dari gunung Olympus. Sebagai pembalasan dendam, Hephaestus mengutuk Hera, dan baru melepaskan kutukannya itu, ketika ia telah menikahi Afrodit (bahasa Inggris: Aphrodite).

hestia

2. Hestia

Dalam mitologi Yunani, perawan Hestia (Romawi : Vesta) adalah putri dari Kronos dan Rhea, (Yunani kuno: Ἑστία') yang merupakan Dewi Perapian (hearth), dari susunan kehidupan domestik dan keluarga, ia menerima persembahan pertama dalam setiap sesajen dalam rumah tangga. Dalam wilayah publik, tungku perapian didalam ruang pertemuan umum difungsikan sebagai tempat suaka resmi baginya. Didalam pendirian sebuah koloni baru,api yang berasal dari perapian umum Hestia di ibu kota, akan dibawa ke pemukiman yang baru.

Dalam Mitologi Romawi, fungsi yang serupa dijumpai pada Vesta, yang juga menggambarkan perapian umum, dimana pemujaannya pada perapian abadi mengikat bangsa Romawi bersama dalam bentuk keluarga yang lebih luas. Kemiripan nama antara Hestia dan Vesta, pada level yang lebih dalam, berarti "rumah dan perapian", [[oikos]], peralatan rumah tangga dan penghuninya. "bentuk awal dari candi adalah bangunan tungku perapian; Candi awal Dreros dan Prinias di Pulau Kreta adalah salah satu tipenya, juga candi Apollo di Delphi yang selalu mempunyai bagian dalam hestia". Diantara cerita Yunani klasik, altarnya selalu beratap terbuka langsung menghadap langit, dan peramal Delphi memakai tempat pemujaan dari dewi sebelum diteruskan oleh Apollo. Di ruang pertemuan besar Mycenaean seperti juga ruang Odysseus di Ithaca terdapat sebuah megaron, dengan perapian berada di tengahnya.

Tungku perapian dari masyarakat Yunani dan Romawi tidak diperbolehkan untuk dibawa keluar, jika tidak dimusnahkan dan diperbaharui secara ritual, disertai penyelesaian secara ritual yang impresif, pemurnian dan pembaharuan. Pada level perbandingan di kota kuno polis, Hestia melambangkan aliansi antara koloni koloni dan ibu kotanya.

Sebagai warga Olimpia

Hestia adalah salah satu dari tiga dewi besar pada generasi pertama Olimpia: Hestia, Demeter dan Hera. Dia digambarkan baik sebagai yang tertua maupun yang termuda dari ketiga putri Rhea dan Kronos, saudari dari ketiga saudara Zeus, Poseidon, dan Hades. Pada awalnya ia tercatat sebagai 12 Dewa Olimpus,namun Hestia menyerahkan posisinya pada pendatang baru Dionisus, untuk menjaga api suci di gunung Olimpus. Setiap tungku perapian keluarga adalah tempat pemujaannya.

Dari semua dewa dewi Olimpia, Hestia adalah yang paling sedikit dieksploitasi "dikarenakan tungku perapian tidak bisa dipindah-pindah/dibawa-bawa", Hestia tidak dapat berperan bahkan dalam prosesi para dewa dewi, terkadang ini digambarkan sebagai sikap pasif, dan kepribadian yang non konfrontasional (menurut Walter Burkert). Kepribadian ini digambarkan pada sikapnya yang merelakan kedudukannya pada 12 Dewa Olimpus untuk menghindari konflik.

Dia disebut sebagai kelahiran pertama dari Rhea dan Kronos.Segera setelah kelahiran mereka, Kronos menelan Hestia dan saudara-saudaranya kecuali si bungsu Zeus, yang pada akhirnya menyelamatkan mereka dan memimpin mereka berperang melawan Kronos dan para Raksasa yang lain. Hestia, si putri sulung "menjadi anak yang terakhir, karena dia yang pertama ditelan ayahnya dan yang terakhir diselamatkan " (Kereny 1951:91) — contoh kemungkinan yang paling jelas dari inversi mythic, sebuah paradoks yang dicatat dalam syair Homeric untuk Aphrodite (ca 700 BCE):

Dia adalah anak pertama dari Kronos — dan yang paling muda juga.

Poseidon, dan Apollo dari generasi yang lebih muda teraspirasi untuk memperistri Hestia, tapi sang dewi kebal terhadap mantra Aphrodite dan bersumpah atas kepala Zeus untuk mempertahankan keperawanannya. Pada syair Homeric, seperti literatur awal Yunani, syair mereka cenderung menguatkan supremasi Zeus, dan sumpah Hestia atas kepala Zeus dianggap sebagai contoh kepastian yang sangat tinggi.



aphrodite

1.Aphrodite


Aphrodite adalah Dewi Cinta dan Kecantikan dalam mitologi Yunani. Dalam legenda Romawi disebut sebagai Venus. Ada dua legenda berbeda mengenai kelahiran Aphrodite. Legenda pertama menyebutkan Aphrodite adalah putri dari Zeus dan Dione. Tetapi legenda ini kurang populer. Legenda kedua menyebutkan bahwa Aphrodite lahir dari alat kelamin Uranus sang Titan yang dikebiri oleh Cronus.

Aphrodite sangat populer dikalangan para dewa. Zeus khawatir akan terjadi peperangan diantara para dewa (karena memperebutkan Aphrodite) sehingga menikahkannya dengan Hephaestus dan memiliki seorang putra, Eros yang menjadi Dewa Asmara. Aphrodite juga dikisahkan berselingkuh dengan Ares, Dewa Perang hingga memiliki 2 putra yaitu Deimos dan Phobos, dan seorang putri yaitu Harmonia. Eros dan Anteros juga sering disebut-sebut sebagai putra dari Aphrodite dan Ares.


the holy virgin

1.Maria


Maria (Aram-Yahudi מרים Maryām "pahit"; Bahasa Yunani Septuaginta Μαριαμ, Mariam, Μαρια, Maria; Bahasa Arab: Maryem, مريم) adalah ibu Yesus dan tunangan Yusuf (bdk. Matius 1:18-20, Lukas 1:35) dalam Kekristenan dan Islam.

Menurut sumber-sumber non-kanonik, orangtuanya bernama Yoakim dan Hana. Sebuah teori mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Heli, yang disebutkan dalam silsilah menurut Lukas. Maria, yang saat itu seorang perawan, mengetahui dari malaikat Gabriel, utusan Allah, bahwa ia akan mengandung Yesus, anak dari Allah yang hidup, melalui mukjizat dari Roh Kudus.

Karena Lukas 1:48 ("mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia", Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya. Bidang teologi Kristen yang berhubungan dengannya disebut Mariologi. Pesta kelahiran Maria dirayakan di kalangan Gereja Ortodoks, Katolik Roma, dan Anglikan pada 8 September. Gereja Ortodoks dan Katolik Roma juga mempunyai banyak hari perayaan lainnya untuk menghormati Maria.



Gelar-gelar Maria

Gelar-gelar Maria yang paling lazim antara lain adalah Perawan Terberkati Maria atau Bunda kita (Notre Dame, Nuestra Señora, Madonna).

Oleh Gereja Ortodoks dan tradisi-tradisi Timur dalam Gereja Katolik, Maria kerap disebut juga sebagai Theotokos. Gelar bagi Maria ini diakui dalam Konsili Ekumenis III di Efesus pada tahun 431. Theotokos sering diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai "Bunda Allah," atau lebih harafiah lagi "Yang Melahirkan Allah." Makna Teologis yang terkandung dalam gelar ini adalah bahwa putera Maria, Yesus, adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, dan bahwa dua sifat Yesus (Illahi dan insani) dipersatukan dalam satu Pribadi tunggal.





Catatan sejarah


Maria dalam Perjanjian Baru

Malaikat Agung Gabriel mewartakan khabar kepada Maria. Lukisan karya El Greco (1575)

Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Perjanjian Baru. Dia adalah kerabat dari Elizabet, istri dari imam Zakaria anggota golongan imam Abiyah. Elizabet sendiri seorang keturunan Harun (Lukas 1:5; 1:36).

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, kemungkinan bersama dengan kedua orang tuanya, dan sementara itu telah dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud (Lukas 1:26). Para Apologis Kristen kadang-kadang menduga bahwa Maria, sebagaimana Yusuf, juga adalah seorang keturunan Raja Daud. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama dalam pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan tidak diperbolehkan sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap, meskipun sudah sah disebut suami isteri – Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan itu dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus (Lukas 1:35). Ketika Yusuf diberitahukan mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat Tuhan", dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar dan mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu (Matius 1:18-25).

Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, Yosua 15:55; 21:16, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth) (Lukas 1:39). Begitu Maria tiba dan menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya", dan meberinya sebuah kidung ungkapan syukur (Lukas 1:46-56; bdk. 1 Samuel 2:1-10) yang umum dikenal sebagai Magnificat. Tiga bulan sesudahnya, tampaknya sebelum kelahiran Yohanes Pembaptis, Maria pulang ke rumahnya (Lukas 1:56-57). Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba sebuah dekrit dari kaisar Romawi Augustus (Lukas 2:1) yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke Betlehem (lih. Micah 5:2), sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang asing, lih. Lukas 2:6,7), dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi.

Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka" (Matius 1:25, Lukas 2:21; bdk. Matius 1:21). Upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi anak-anak sulung, kemudian kunjungan orang-orang majus, pengungsian keluarga itu ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazareth (Matius 2). Maria tampaknya menetap di Nazareth selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah di Yerusalem lalu ditemukan di tengah para guru di Bait Allah (Lukas 2:41-52). Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut sampai dengan permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda, karena Yusuf tidak disebut-sebut lagi.

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria hadir ketika Yesus mengerjakan mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di Kana dengan mengubah air menjadi anggur berkat perantaraan Maria (Yohanes 2:1-11). Selanjutnya dalam beberapa peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas) serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan nama-namanya (Matius 13:54-56; Markus 6:3; Kisah Para Rasul 1:14; . Maria juga dilukiskan hadir pada peristiwa penyaliban Yesus, berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama saudarinya Maria Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan Maria ibu Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam Matius 27:55, bdk. Mark us 15:40), serta Maria Magdalena (Yohanes 19:25-26). Pada daftar itu Matius 27:55 menambahkan "ibu anak-anak Zebedeus", yang diduga bernama Salome yang disebut-sebut dalam Markus 15:40, serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus dari Galilea dan melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang umum dalam seni, yang disebut "pietà" atau "kesalehan".

Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul di Kamar Atas pada peristiwa terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan Yudas Iskariot, di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain ke-12 rasul serta para kandidat (Kis. 1:12-26, khususnya ayat 14, meskipun disebutkan dalam ayat ini bahwa saudara-saudara Yesus juga hadir). Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari Alkitab, meskipun beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali lagi digambarkan sebagai Wanita surgawi dalam Wahyu (Wahyu 12:1).

Kematiannya tidak tercatat dalam Alkitab.

Maria dalam agama-agama non-Abrahamik

Beberapa penganut agama-agama non-Abrahamik (non-Samawi), khususnya para penganut agama Wicca, menghubung-hubungkan Maria dengan Ibu Pertiwi dalam pelbagai tradisi Neo-pagan. Beberapa umat Buddha bahkan pernah menghubung-hubungkan Maria dengan Kwan-Yin, Bodhisattva Welas-Asih yang dihormati oleh berbagai sekte Buddha di Tiongkok. Para penganut agama Santeria menganggap Maria (sebagai Bunda Maria dari Regla) adalah Dewi Yemaja, dan Maria (sebagai "Virgen de la Caridad del Cobre") adalah Dewi Oshun. Tapi bagaimanapun, anggapan dan pandangan perihal Maria secara tepat hanya bisa dilihat dari sudut pandang agama Kristiani yang memang mengerti dan secara khas berkaitan dengan Maria, dimana Maria sungguh adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, terpuji di antara wanita, memiliki posisi yang istimewa di mata Tuhan, namun tetaplah bukan seorang dewi atau pun makhluk setengah Tuhan. Ia tetap manusia biasa yang berkenan di mata Tuhan.



Maria dan Shakespeare

Pada abad ke-16 di Inggris, penghormatan terhadap Maria menjadi sebuah isu sentral dalam kontroversi umum menyangkut makna ayat-ayat Kitab Suci, citra-citra religius, dan praktek-praktek religius dalam kehidupan Kristiani. Beberapa tokoh terkemuka di Inggris pada abad ke-16 menganggap ziarah ke tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria serta berdoa rosario itu tidak-Alkitabiah, "takhyul", dan/atau pemberhalaan. Sejak tahun 1535 sampai 1538, di bawah perintah Raja Henry VIII, seluruh tempat-tempat ziarah Kristiani di Inggris dihancurkan karena para reformer Protestan percaya bahwa tempat-tempat itu berpengaruh buruk terhadap kerohanian masyarakat. Banyak dari tempat-tempat ziarah yang dihancurkan tersebut adalah tempat-tempat ziarah yang didirikan untuk menghormati Maria, di antaranya adalah tempat ziarah Our Lady of Walsingham yang sangat populer, serta berbagai pusat ziarah lainnya di Ipswich, Worcester, Doncaster, dan Penrise. Tempat ziarah Our Lady of Walsingham telah diziarahi oleh dua dari kelima isteri Henry, yakni Catherine Aragon dan Anne Boleyn. Kedua wanita itu juga wafat sekitar waktu penghancuran tempat ziarah tersebut pada tahun 1538.

Pada saat yang sama, "Maria" atau "Mary" dalam Bahasa Inggris secara dramatis kian populer sebagai nama yang diberikan untuk bayi-bayi perempuan di Inggris pada abad ke-16. Sekitar tahun 1500, di Warwick County, Inggris, mungkin hanya ada 1% bayi perempuan yang diberi nama Mary. Sekitar tahun 1600, jumlah bayi perempuan yang diberi nama Mary meningkat hingga sekitar 10%.[1] Perubahan ini terasa luar biasa, mengingat adanya upaya ekstensif dari pemerintah pada masa itu untuk menghilangkan sama sekali penghormatan terhadap citra-citra Maria, dan untuk mengarahkan peribadatan Kristiani kepada kata-kata yang tertulis.

William Shakespeare memiliki apresiasi yang kuat terhadap kontroversi menyangkut "Maria" dalam kehidupan Kristiani. Kesadaran akan kaitan antara kata-kata serta citra-citra, dan para pemeran, bayang-bayang, serta tokoh-tokoh yang sesungguhnya, senantiasa muncul dalam karya Shakespeare. Drama Romeo and Juliet, Bagian ke-1, Babak ke-5, berisi sebuah dialog, disusun secara formal dalam bentuk sebuah soneta, yang menggunakan peziarahan ke tempat ziarah Maria untuk mengungkapkan usaha Romeo untuk merayu Juliet. Babak terakhir dari The Winter's Tale berisi instruksi-instruksi dari Paulina, yang menempatkan Perdita dalam posisi untuk meminta pada patung Hermione agar mendoakannya, mirip dengan peziarah di tempat-tempat ziarah Maria yang berdoa di depan sebuah citra Maria. Menurut beberapa kritikus, huru-hara menyangkut Maria dalam sejarah Inggris pada abad ke-16 sangat erat kaitannya dengan perkembangan teater Shakespeare.




athena

Athena (mitologi)



Dewa Yunani
Titan dan Dewa Dewi Olimpus
Dewa Laut
Dewa Akhirat
Para Musae
Dewa Lainnya
Dewa Dewi Olimpus
Patung Dewi Athena di museum Louvre, Paris.

Athena, (bahasa Yunani: Αθηνά or Αθήνη bahasa Doris: Ασάνα) yang dialihaksarakan sebagai Athene, adalah seorang Dewi Yunani yang melambangkan kebijaksanaan, strategi, dan perang. Ia dihubungkan oleh bangsa Etruria dengan dewi mereka bernama Menrva, dan kemudian dikenali oleh orang Romawi sebagai Minerva, yang ditemani oleh seekor burung hantu kecil, memakai sebuah tameng dada bernama Aegis yang diberikan kepadanya oleh ayahnya dan ditemani oleh dewi kemenangan, Nike.

Athena juga dikenal sebagai dewi yang mengajari para pahlawan. Athena adalah seorang dewi perang bersenjata dan tak pernah digambarkan sebagai anak kecil, selalu sebagai seorang dara (perawan) (parthenos). Kuil Parthenon di kota Atena, Yunani adalah kuilnya yang paling terkenal. Ia tidak memiliki suami atau kekasih, meski sekali peristiwa Hephaestus mencoba menggodanya namun gagal.

Herodotus dan Plato secara salah mengidentifikasikan Athena dengan dewa Neith, dewa bangsa Berber. Menurut Plato, Athena diderivasi dari A-θεο-νόα (A-theo-noa) atau H-θεο-νόα (E-theo-noa) yang artinya adalah batin Tuhan (Crat.407b).

Menurut legenda, Athena adalah putri kesayangan Zeus, dewa terkuat. Ibunya adalah dewi Metis, yang merupakan dewi pemikiran dan kepandaian, dan terkenal sebagai dewi kebijaksanaan. Athena diberkahi kekuatan oleh ayahnya, kepandaian dan kebijaksanaan oleh ibunya.

Menurut ramalan, apabila Zeus memiliki anak dengan Metis maka anak tersebut akan lebih kuat dan pandai dari Zeus sehingga mampu untuk menggulingkan Zeus dari tahta. Pada saat Metis mengandung Athena, Zeus menelan Metis untuk mencegah kelahiran anaknya. Hal ini menyebabkan Zeus menderita sakit kepala hebat dan memerintahkan Hermes untuk membelah kepala Zeus dengan menggunakan kapak perunggu (buatan Hephaestus)untuk menghilangkan rasa sakitnya. lalu lahirlah Athena melalui kepala/dahi Zeus dalam keadaan berbaju perang lengkap dengan pelinding kepala. Disebutkan pula penyebab sakit kepala Zeus karena Metis membuatkan baju perang dan pelindung kepala untuk anaknya didalam tubuh Zeus, dan proses pembuatan inilah yang menyebabkan Zeus menderita sakit kepala.

Dalam legenda lain Pallas dianggap ayahnya, maka ia sering diberi gelar Pallas Athena (Παλλάς Αθηνά). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau Athena berhasil membunuh Pallas dalam perang Dewa Vs. Titan sehingga diberi gelar Pallas Athena.

Athena adalah dewi kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, adik dari Ares sang dewa perang. Athena terkenal akan belas kasihannya pada manusia saat para dewa yang sewenang-wenang berkuasa. Dia pernah membunuh Medusa dan meletakkan kepalanya pada sebuah perisai yang dinamakan "Perisai Aegis" sebuah perisai yang menurut mitos sangat kuat.

Maria magdalena ( mary madalene )

Maria Magdalena


Lukisan Maria Magdalena karya A.F.A. Sandys.

Maria Magdalena adalah nama seorang tokoh di dalam Alkitab. Walaupun namanya hanya disebut sebagai orang yang pernah dirasuki tujuh setan dan setan-setan tersebut lalu diusir oleh Yesus (Markus 16:9), namun namanya sering dikaitkan dengan kisah perempuan yang kedapatan berbuat zinah di Yohanes 8 dan perempuan berdosa yang membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian menciumnya dan meminyakinya dengan minyak wangi di Lukas 7.

Perdebatan mengenai identitas Maria Magdalena telah berlangsung sejak masa Gereja Perdana. Dalam Injil, ada tiga tokoh yang diperbincangkan dalam perdebatan ini: Maria Magdalena, seorang pengikut Kristus (Yoh 20:11-18); wanita berdosa yang tak disebutkan namanya (Luk 7:36-50), dan Maria dari Betania, saudari Marta dan Lazarus (Luk 10:38-42). Di Barat, terutama sejak masa Paus St. Gregorius Agung, ketiga tokoh tersebut selalu diidentifikasikan sebagai St. Maria Magdalena. Namun demikian, di Timur, ketiga tokoh itu tetap merupakan tokoh yang berbeda, dengan pesta terpisah untuk St. Maria Magdalena dan St. Maria dari Betania. St. Ambrosius, St. Hieronimus, St. Agustinus, St. Albertus Agung dan St. Thomas Aquinas, semuanya tidak menetapkan keputusan akhir.



Mengidentifikasi Maria Magdalena

Referensi dari kitab suci

Maria Magdalena di bawah kayu salib. Lukisan karya Luca Signorelli.

Pertama, kita perlu memeriksa keterangan-keterangan khusus sehubungan dengan perempuan bernama "Maria Magdalena" seperti yang dicatat dalam Injil. Ia adalah salah seorang dari perempuan-perempuan yang menyertai Yesus dan para rasul: "Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Luk 8:1-3). (Injil St. Markus menegaskan bahwa Kristus telah mengusir tujuh setan dari Maria Magdalena (Mrk 16:9)).

Maria Magdalena juga berdiri di kaki salib pada saat penyaliban (bdk Mrk 15:40, Mat 27:56, dan Yoh 19:25).

Ia juga menjadi saksi pada pemakaman Kristus, dan pada hari Minggu Paskah merupakan orang pertama yang mendapati makam kosong dan kemudian orang pertama yang melihat Kristus yang Bangkit (bdk Yoh 20:1-18).

Setelah mendapatkan keterangan-keterangan spesifik mengenai Maria Magdalena, langkah kedua adalah meneliti apakah Maria Magdalena mungkin juga adalah perempuan berdosa yang diceritakan dalam Injil St. Lukas (Luk 7:36-50). Ingat bagaimana perempuan berdosa itu masuk ke rumah Simon orang Farisi. Ia menangis dan air matanya membasahi kaki Yesus. Ia mengurapi kaki-Nya dengan minyak wangi serta mengeringkannya dengan rambutnya. Simon orang Farisi berkata kepada dirinya sendiri, "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa," suatu keterangan yang jelas bahwa perempuan ini adalah orang tersingkir karena dosa yang amat serius seperti zinah atau hubungan di luar pernikahan. Pada akhir kisah, Yesus mengampuni perempuan berdosa itu.

Peristiwa ini merupakan bagian dari pewartaan Yesus di daerah Danau Galilea. Juga, segera sesudah pernyataan pengampunannya dalam Lukas 7:50, Maria Magdalema disebut dengan namanya sebagai pengikut Yesus dan diidentifikasikan sebagai "yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat" (Luk 8:1-3). Perlu diingat bahwa Magdalena berasal dari kata Magdala. Magdala, terletak di pesisir Danau Galilea dekat Tiberias, merupakan kota makmur yang terkenal akan hasil perikanannya yang melimpah. Bangsa Romawi menghancurkan kota ini karena kebejatan moral masyarakatnya dan karena peran sertanya dalam pemberontakan bangsa Yahudi.

Dalam Talmud (= ikhtisar undang-undang dan ajaran Yahudi), dari kata Magdalena terbentuklah istilah "rambut keriting wanita," yang berarti seorang pezinah. Meskipun perempuan berdosa dalam Lukas 7 tidak secara khusus diidentifikasikan sebagai Maria Magdalena "yang darinya diusir tujuh setan" seperti dinyatakan dalam Lukas 8, orang dapat dengan mudah menarik kesimpulan demikian, seperti juga Paus St. Gregorius. Lagipula, tradisi Gereja perdana pun menguatkan hubungan ini.

Maria dari Betania dan perempuan berdosa

Langkah yang lebih sulit dalam penelitian ini adalah menyelidiki apakah Maria Magdalena mungkin adalah Maria dari Betania. Menyusul Lukas bab 8, injil bab sembilan dan sepuluh menceritakan kisah-kisah seperti mukjizat penggandaan roti, Transfigurasi, pengusiran roh jahat dari seorang anak yang kerasukan setan, dan pengajaran tentang pemuridan. Kristus kemudian melanjutkan perjalanan ke "sebuah kampung" (yaitu Betania, meskipun tidak disebutkan oleh Lukas) ke rumah Marta, yang "mempunyai seorang saudara yang bernama Maria" (bdk Luk 10:38-42). Di sana Marta mempersiapkan jamuan bagi Yesus.

Injil St. Lukas tidak secara istimewa mengidentifikasikan Maria Magdalena sebagai Maria dari Betania, Injil St. Yohanes membantu kita mengatasi masalah ini. Dalam Yohanes 12:1-11, Yesus tiba di Betania "tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati." Marta melayani dalam perjamuan. Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya. Harap ingat bahwa peristiwa ini berbeda dengan peristiwa perempuan berdosa yang mengurapi kaki-Nya di rumah Simon orang Farisi dalam Lukas 7; namun demikian, tindakan yang sama dalam kedua peistiwa tersebut mendorong kita untuk menarik kesimpulan akan pelaku yang sama, yaitu Maria Magdalena.

Lagipula, dalam Yohanes 11, dalam peristiwa sebelumnya di mana Yesus membangkitkan Lazarus dari orang mati, Injil mencatat, "Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya." (Yoh 11:1-2). Disini Maria diidentifikasikan sebagai ia yang meminyaki kaki Kristus. Sementara sebagian orang berpendapat bahwa pengidentifikasian dalam Yohanes 11 merujuk kepada pengurapan berikutnya seperti dicatat dalam Yohanes 12, mengapa Yohanes merasa perlu memberikan keterangan demikian jika kisah dalam Yohanes bab 11 langsung bersambung dengan kisah dalam Yohanes 12? Kelihatannya, pengidentifikasian tersebut menunjuk kepada tindakan sebelumnya, yaitu kisah di rumah Simon orang Farisi.

Ikon St. Maria Magdalena membawa telur Paskah merah dengan kata-kata "Christ is Risen".

Jika argumentasi ini benar, maka Maria Magdalena, perempuan berdosa yang bertobat, dan Maria dari Betania adalah orang yang sama. Tentu saja, kita masih ditinggalkan dengan sedikit kabut misteri. Namun demikian, saya pribadi sependapat dengan Paus St. Gregorius, yang menyimpulkan bahwa perempuan yang disebut Lukas sebagai perempuan berdosa, yang disebut Yohanes sebagai Maria (dari Betania), adalah yang kita yakini sebagai Maria yang darinya telah diusir tujuh roh jahat menurut Markus. St. Maria Magdalena, perempuan berdosa yang telah bertobat, yang memperoleh pengampunan sekaligus persahabatan dengan Kristus, yang berdiri dengan setia di bawah kaki salib, dan yang melihat Kristus yang bangkit, adalah teladan yang mengagumkan bagi setiap orang beriman.

Maria Magdalena sebagai orang kudus

Gereja menghormati Maria Magdalena sebagai seorang kudus dan menjadikannya teladan bagi setiap orang Kristen yang dengan tulus hati berjuang mengejar kekudusan. Paus St. Gregorius memaklumkan keteladanan St. Maria Magdalena: seorang wanita yang menemukan hidup baru dalam Kristus.

“Ketika Maria Magdalena datang ke makam dan tidak menemukan jenasah Kristus, ia berpikir bahwa jenasahnya telah diambil orang, maka ia pun memberitahukannya kepada para murid. Setelah para murid datang dan melihat makam, mereka juga percaya akan apa yang dikatakan Maria. Kemudian ayat selanjutnya mengatakan; “Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah,” dan selanjutnya: “tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.”

Patutlah kita merenungkan sikap Maria dan cinta kasihnya yang begitu besar kepada Kristus; karena meskipun para murid telah pergi meninggalkan makam, ia tetap tinggal. Ia tetap mencari Dia yang tidak ia jumpai, dan sementara ia mencari, ia menangis; terbakar oleh rasa kasih yang hebat kepada Tuhannya, ia merindukan Dia yang dikiranya telah diambil orang. Dan demikianlah terjadi bahwa perempuan yang tinggal untuk mencari Kristus adalah satu-satunya yang pertama melihat Dia. Karena ketekunan diperlukan dalam setiap perbuatan baik, seperti sang kebenaran mengatakan kepada kita: “orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”


Minggu, 05 Juli 2009

the sacred feminim ( wanita suci )




pada zaman dahulu, banyak sekali pemujaan dan penyembahan yang di lakukan oleh sebagian kelompok yg mengarah kepada pemujaan wanita suci ( the sacred feminim ) atau dewi-dewi yang mereka anggap dewi yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa hebatnya, dan yang mereka anggap suci di dalam kehidupan mereka, sehingga mereka sangat mengaggungkannya.
seperti venus dalam mitology romawi kuno, kukulcan dalam peradaban bangsa maya,dan tlahuizcalpantecuhtli dalam perdaban maya. dan masih banyak sekali dewi-dewi yang di anggap suci bagi peradaban-peradaban terdahulu kala.



1. VENUS

Venus adalah salah satu yang terkenal dalam sejarah mitologi Romawi. Dewi ini diasosiasikan dengan cinta dan kecantikan, identik dengan Aphrodite dan Etruscan deity Turan dari mitologi Yunani. Image Venus merupakan gabungan di antara keduanya.

Pengaruh pemujaan dewi ini berawal di Ardea dan Lavinium, Latium. Pada 18 Agustus 293 SM, tempat pemujaannya yang tertua dibangun. Tanggal ini menjadi perayaan Vinalia Rustica. Tanggal 23 April 215 SM kuil pemujaan lainnya dibangun di bagian luar Gerbang Collina, sekaligus sebagai peringatan kekalahan tentara Romawi dalam peristiwa Battle of Lake Trasimene.

Nama Venus mempunyai kemiripan dengan bahasa Sanskerta vanas yang berarti (kecintaan, gairah). Hal ini menimbulkan dugaan bahwa konsep Venus berasal dari pengaruh Proto-Indo-Eropa.

dan Venus adalah utama Roma dewi terutama yang berkaitan dengan kasih, keindahan dan kesuburan, yang memainkan peran penting dalam banyak agama Roman festival dan mitos. From the third century BC, the increasing Hellenization of Roman upper classes identified her as the equivalent of the Greek goddess Aphrodite . Dari abad ketiga SM, kenaikan Hellenization dari Roma atas kelas dia diidentifikasi sebagai setara dari dewi Yunani Aphrodite. In this way Venus was the consort of Vulcan . Virgil , in compliment to his patron Augustus and the gens Julia made Venus, whom Julius Caesar adopted as his protectress, the ancestor of the Roman people by way of its legendary founder Aeneas and his son Iulus . Dengan cara ini Venus adalah permaisuri tukang besi. Virgil, dalam pujian kepada pelindung Augustus dan gens Julia dibuat Venus, siapa Julius Caesar diadopsi sebagai pelindung, leluhur dari orang-orang Roma oleh jalan yang legendaris pendiri Aeneas dan anaknya Iulus .


Variasi konsep Venus


Seperti tokoh-tokoh mitologi Romawi yang lainnya, Venus pun mempunyai epithet dalam berbagai perannya di mitologi Romawi.

Venus Cloacina ("Venus the Purifier"), dikenal juga dengan nama Venus Cluacina, adalah gabungan mitologi Venus dengan Dewa Air Etruscan, Cloacina, diduga berasal dari penemun patung Venus being di dekat Cloaca Maxima, sistem saluran air Romawi. Patung ini dibangun di tempat terjadinya perjanjian damai antara bangsa Roma dan Sabine.

Venus Erycina ("Venus from Eryx"), juga dikenal dengan nama Venus Erucina, berasal dari daerah Gunung Eryx di bagian barat Sisilia. Kuil-kuilnya dibangun di Bukit Capitoline dan bagian luar Porta Collina.

Venus Felix ("Lucky Venus") adalah epithet yang ada di kuil di daerah Bukit Esquiline dan kuil yang dibangun bangsa Hadrian ditujukan kepada "Venus Felix et Roma Aeterna" ("Venus yang dicintai dan Romawi yang Abadi") di bagian utara Via Sacra.

Venus Genetrix ("Mother Venus") adalah Venus sebagai leluhur bangsa Romawi, dewi ibu dan rumah tangga. Festival penghormatannya diadakan pada tanggal 26 September. Karena Venus dianggap mewariskan keturunan kepada darah keluarga Julii, Julius Caesar membangun kuil untuknya di Roma.

Venus Libertina ("Venus the Freedwoman") adalah versi epithet Venus yang mungkin berasal dari kemiripan ejaan, dari kata lubentina oleh bangsa Romawi(mungkin berarti "menyenangkan" atau "menggairahkan") menjadi kata libertina. Bisa pula mengacu pada istilah Venus Libitina, dikenal juga dengan Venus Libentina, Venus Libentia, Venus Lubentina, Venus Lubentini and Venus Lubentia, epithet yang mungkin berasal dari kemiripan dengan Libitina, dewi pemakaman, dan kata lubentina, yang kemudian bercampur baur menjadi Libitina dan Venus. Kuil Venus Libitina ada di Bukit Esquiline.

Venus Obsequens ("Graceful Venus" atau "Indulgent Venus") adalah epithet untuk kuil yang dibangun di akhir abad [3 SM] saat berlangsungnya perang Samnite Ketiga oleh Quintus Fabius Maximus Gurges. Kuil ini dibangun dengan uang denda atas wanita yang tertangkap basah melakukan hal susila. Kuil ini adalah yang tertua di Roma, dan kemungkinan besar diposisikan di kaki bukit Aventine di sekitar Circus Maximus. Peresmiannya, 19 August, dirayakan di Vinalia Rustica.

Pada 1 April, Veneralia dirayakan untuk menghormati Venus Verticordia ("Venus the Changer of Hearts"), pelindung dari bencana. Kuil untuk Venus Verticordia dibangun di Roma sekitar in 114 SM, dan diresmikan 1 April, atas instruksi di dalam buku Sibylline Books.

Venus Victrix ("Venus the Victorious") adalah bagian lain dari Venus yang diresmikan Pompey menjadi sebuah kuil di bagian atas dari bangunan theaternya di Campus Martius pada 55 SM. Ditemukan juga bangunan pemujaan untuk Venus Victrix di Bukit Capitoline , dan festival untuk menghormatinya jatuh pada tanggal 12 Agustus 12 dan 9 Oktober. Pada masa-masa berikutnya, dilakukan juga pengorbanan untuk menghormatinya.

Epithet lain yang cukup sering dipakai untuk Venus yaitu Venus Amica ("Venus the Friend"), Venus Armata ("Armed Venus"), Venus Caelestis ("Celestial Venus"), and Venus Aurea ("Golden Venus").


Seperti tokoh-tokoh mitologi Romawi yang lainnya, Venus pun mempunyai epithet dalam berbagai perannya di mitologi Romawi.

Venus Cloacina ("Venus the Purifier"), dikenal juga dengan nama Venus Cluacina, adalah gabungan mitologi Venus dengan Dewa Air Etruscan, Cloacina, diduga berasal dari penemun patung Venus being di dekat Cloaca Maxima, sistem saluran air Romawi. Patung ini dibangun di tempat terjadinya perjanjian damai antara bangsa Roma dan Sabine.

Venus Erycina ("Venus from Eryx"), juga dikenal dengan nama Venus Erucina, berasal dari daerah Gunung Eryx di bagian barat Sisilia. Kuil-kuilnya dibangun di Bukit Capitoline dan bagian luar Porta Collina.

Venus Felix ("Lucky Venus") adalah epithet yang ada di kuil di daerah Bukit Esquiline dan kuil yang dibangun bangsa Hadrian ditujukan kepada "Venus Felix et Roma Aeterna" ("Venus yang dicintai dan Romawi yang Abadi") di bagian utara Via Sacra.

Venus Genetrix ("Mother Venus") adalah Venus sebagai leluhur bangsa Romawi, dewi ibu dan rumah tangga. Festival penghormatannya diadakan pada tanggal 26 September. Karena Venus dianggap mewariskan keturunan kepada darah keluarga Julii, Julius Caesar membangun kuil untuknya di Roma.

Venus Libertina ("Venus the Freedwoman") adalah versi epithet Venus yang mungkin berasal dari kemiripan ejaan, dari kata lubentina oleh bangsa Romawi(mungkin berarti "menyenangkan" atau "menggairahkan") menjadi kata libertina. Bisa pula mengacu pada istilah Venus Libitina, dikenal juga dengan Venus Libentina, Venus Libentia, Venus Lubentina, Venus Lubentini and Venus Lubentia, epithet yang mungkin berasal dari kemiripan dengan Libitina, dewi pemakaman, dan kata lubentina, yang kemudian bercampur baur menjadi Libitina dan Venus. Kuil Venus Libitina ada di Bukit Esquiline.

Venus Obsequens ("Graceful Venus" atau "Indulgent Venus") adalah epithet untuk kuil yang dibangun di akhir abad [3 SM] saat berlangsungnya perang Samnite Ketiga oleh Quintus Fabius Maximus Gurges. Kuil ini dibangun dengan uang denda atas wanita yang tertangkap basah melakukan hal susila. Kuil ini adalah yang tertua di Roma, dan kemungkinan besar diposisikan di kaki bukit Aventine di sekitar Circus Maximus. Peresmiannya, 19 August, dirayakan di Vinalia Rustica.

Pada 1 April, Veneralia dirayakan untuk menghormati Venus Verticordia ("Venus the Changer of Hearts"), pelindung dari bencana. Kuil untuk Venus Verticordia dibangun di Roma sekitar in 114 SM, dan diresmikan 1 April, atas instruksi di dalam buku Sibylline Books.

Venus Victrix ("Venus the Victorious") adalah bagian lain dari Venus yang diresmikan Pompey menjadi sebuah kuil di bagian atas dari bangunan theaternya di Campus Martius pada 55 SM. Ditemukan juga bangunan pemujaan untuk Venus Victrix di Bukit Capitoline , dan festival untuk menghormatinya jatuh pada tanggal 12 Agustus 12 dan 9 Oktober. Pada masa-masa berikutnya, dilakukan juga pengorbanan untuk menghormatinya.

Epithet lain yang cukup sering dipakai untuk Venus yaitu Venus Amica ("Venus the Friend"), Venus Armata ("Armed Venus"), Venus Caelestis ("Celestial Venus"), and Venus Aurea ("Golden Venus").


Venus di dalam karya seni


Venus merupakan objek paling populer di dalam lukisan zaman Renaisans. Dengan konsep awalnya yang menawarkan kecantikan alami, masyarakat bisa menoleransinya bentuk-bentuknya dalam ketelanjangan.

Sebagai dewi pengobatan seksual, presentasinya dalam bentuk telanjang bisa dianggap cocok, yang kemudian menjadi inspirasi bagi kebanyakan seniman masa itu. Hingga masa kini, image perempuan dalam ketelanjangan akan selalu mengacu kepada Dewi Venu.

Contoh karya dalam bentuk venus:

Untuk bukti-bukti peninggalan masa pra sejarah pun, bentuk-bentuk wanita biasanya diasosiasikan sebagai Venus, meskipun sebenarnya mungkin Venus sendiri pun mungkin tidak dimaksudkan penciptanya untuk disembah.


SIMBOL DARI VENUS

1. Pantakel = lambang dewi venus (dewi seks, cinta, dan kecantikan perempuan) Simbol pemuja alam yang ada sebelum masehi. ia adalah simbol cinta, kelembutan, dan kasih sayang. Lambang Sang Dewi yang hangat menggairahkan. Ya, Venus Sang Dewi Cinta.


Minggu, 07 Juni 2009

dari hati

cinta yg berasal ketulusan dari hati mmang indah.. huft alhamdulillah udah mndapatkannya y wlaupun qta berantem trus.. tp di hati tuh slalu mnyayangi.. syng.. qta pertahankan cinta ini bersama ya?? jgn di hiraukan omomngn orang2 yg ada..